Kamis, 08 Januari 2009

Move on with My Life


I gotta move on with my life. Itulah yang terbersit di benak saya, ketika tiba di penghujung Desember 2008..mendapati lebih dari separuh hal di wishlist yang tak tergapai. Yang menyedihkan, saya lah penyebab gagalnya cita-cita itu. Bukan orang lain, bukan keadaan. Saya mendapati diri saya kurang mampu mendisiplinkan hati dan pikiran, sehingga tidak konsisten menjalani tujuan hidup. Saking tidak mampunya, banyak hal yang kebablasan. Ini terutama menyangkut urusan finansial. Saya gagal mengencangkan ikat pinggang. Ini membuat saya sempat pesimis menghadapi krisis global menjelang akhir tahun 2008. Hehe..lagaknya kayak pebisnis kakap yang punya puluhan perusahaan aja.


Kekecewaan saya mendapati banyak impian yang tidak tercapai, tak urung membuat saya melakukan flashback. Kalau diliat-liat, tidak ada yang salah dengan wishlist saya. Semua dibuat dengan tidak muluk-muluk, alias realistis. Beberapa memang butuh perjuangan cukup berat, namun bukan berarti berat dilakukan. Pfuih..baru nyadar, ternyata saya belum mampu menata emosi dengan baik. Akibatnya ya itu..perubahan mood yang naik turun membuat saya seenaknya melakukan hal-hal tidak penting yang merusak kualitas hidup. Dan seperti biasa, menyesal datang belakangan. Kalau diingat, bikin dada terasa sesak.


Parahnya, kekecewaan saya terhadap diri saya berlangsung cukup lama. Saya mulai merasa ada yang tidak beres dengan diri saya sejak pertengahan Desember. Dan kegamangan itu berlangsung hingga malam tahun baru 2009 berlalu. Bahkan beberapa hari di awal Januari. Padahal biasanya selesai mengevaluasi the journey of my life selama satu tahun, saya akan melewati malam pergantian tahun dengan tangisan haru berbalut optimisme baru. Ada apa dengan saya?


Akhirnya saya putuskan menguntai benang kusut yang ada di benak saya. Ada banyak masalah di sana. Setelah ditelaah secara komprehensif dan dikupas secara tuntas, saya sadar semua “masalah” tadi seharusnya tak perlu menjadi masalah selama saya bersyukur dan memandang segala hal menyesakkan tadi dari sudut pandang berbeda. Ya, jika dilihat secara out of the box, “masalah” adalah anugerah. Anugerah yang tidak sepantasnya dikeluhkan.


Maka saya membulatkan tekad untuk menghentikan kepedihan mendalam saya. Lucunya, tekad saya itu tercetus ketika saya melewati sebuah lorong gelap di kantor. Meski gelap (karena tidak ada lampu menyala di sepanjang lorong), saya justru mendapatkan seberkas sinar terang. Sinar yang menjadikan tagline saya di awal tahun 2009 adalah “Banyak Bersyukur, Sedikit Mengeluh”. Sebuah semboyan klasik yang belum berhasil saya wujudkan dalam hidup sehari-hari. Dan opportunity saya melakukan banyak hal baru di tahun yang baru ini terbuka lebar. Asal itu tadi, saya bisa mendisiplinkan hati dan otak saya untuk stay on the right track.


Maka akhirnya, meskipun badan belum terbebas dari tumpukan lemak, belum bisa melanjutkan kuliah ke tingkat yang lebih tinggi, belum bisa umrah, belum bisa liburan ke tempat yang belum pernah dikunjungi, dan seseorang menolak untuk memimpikan saya dalam tidurnya:( saya belajar untuk selalu setia mengucapkan (dan menghayati) kata alhamdulillah dalam setiap untaian nafas....


Jika ingin membuat new year/birthday resolution, saran saya:

  1. Pertimbangkan kekuatan diri kita saat membuat resolusi dan perkirakan adakah kemungkinan kekuatan itu akan bertambah atau berkurang di bulan-bulan mendatang. Boleh optimis, asal tetap berpijak pada kualitas diri.
  2. Jangan membuat resolusi yang jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Lebih baik utamakan mewujudkan resolusi yang belum tercapai.
  3. Konsekuen dengan target yang dibuat.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Resolusi, resolusi, dan resolusi. I don't have any this year. Just let it flow. I am too tired to make a target in my life. Soalnya kadang, seperti yang tulis di tips, gue gak punya kekuatan untuk mewujudkannya. Contoh: target gue untuk ke 45 kg, benar-benar sebuah utopia!

vi mengatakan...

makanya atuh..dilaksain dulu tips 1 & 2 nya, intinya sih..harus realistis, diperkirakan sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas kita. Mmm..gimana kalo 49 dulu?

Wen Guang mengatakan...

Resolusi bukan mimpi bila dilanjutkan dengan aksi.
Resolusi adalah tujuan yang dapat bisa berubah menjadi angan-angan bila tanpa tindakan.

Tapi tanpa impian, tak ada tujuan.
Jadi, teruslah bermimpi dan terlebih penting berusahalah gapai mimpimu, Vi.

Seperti pepatah Bang Rhoma Irama, "Walaupun perut g gendut, yang penting g bisa dangdut!"
Biar saja ada masalah apa, semoga resolusimu dapat tercapai di tahun baru ini.

Selamat tahun baru Ovi! Selamat menggapai mimpi di tahun ini.

Temanmu yang ganteng,
RUDI