Minggu, 01 Maret 2009

Selalu Bersiap Diri


Kata Mario Teguh, kita harus menjadi orang yang siap. Dengan begitu, kita dapat memohon pada Tuhan untuk menggunakan kesiapan kita. Tuhan tidak akan memberikan kesempatan pada orang yang belum siap, atau tidak bisa menyiapkan diri dengan cepat. See?

Berarti memang tidak ada yang namanya kebetulan. Tidak ada yang namanya “just luck”. Kita mendapatkan sesuatu ketika kita siap. Ketika kita memohon (sambil setengah memaksa) tapi tidak juga dikabulkan, tengoklah kesiapan diri kita daripada menyalahkan keadaan. Tidak ada gunanya membandingkan “kekurangan” diri kita dengan kelebihan yang dimiliki orang lain. Lebih baik, inventarisir “kekayaan” diri yang ada pada diri kita lalu merancang berbagai rencana untuk ke depan. If plan A doesnt work, go to plan B. Dan seterusnya. Di situlah kegigihan kita diuji.

Bicara tentang kegigihan, saya teringat komentar seorang teman tentang hobi belanja saya. Dia bilang, jika perempuan bisa begitu gigih untuk berbelanja, kenapa laki-laki tidak bisa gigih memperjuangkan cinta? Belanja dan cinta. Saya hanya tersenyum melihat perbandingan itu. Sama-sama gigih, namun dalam situasi yang berbeda. Tapi intinya sama, mendapatkan sesuatu (dalam kasus cinta: seseorang).

Tapi, apakah ketidaksiapan bisa menjadi alasan kita menolak “anugerah” yang diberikan Tuhan? Misalnya saja cobaan atau ujian yang datang untuk menguji seberapa besar kesabaran kita menjalani hidup. Belum mendapat pekerjaan, belum menikah meski usia sudah hampir masuk tiga dekade, belum punya rumah sendiri, atau sudah bertahun-tahun tidak naik gaji..karena sepertinya hal-hal semacam itu tidak bisa dihindari.

Ya..seminim apapun “senjata” yang kita punya, kita harus selalu siap menghadapi peperangan. Walaupun kita merasa masih banyak hal yang belum berhasil kita capai, kita harus selalu siap menjalani hari esok. Hari gini masih ngerasa jadi orang paling menderita sedunia? Plis deh..Sudah bukan jamannya takluk pada kesusahan. Kini saatnya kita menaklukkan kesusahan. Bisa jadi, prinsip takut susah dan tidak mau susah adalah alasan kenapa praktik aborsi ilegal makin marak. Terakhir, sebuah klinik aborsi di Johar Baru, Jakarta digerebek polisi. Mirisnya, klinik itu telah beroperasi selama 10 tahun! Apakah ini tandanya semakin banyak orang tidak mau berjuang? Wallahu a'lam.

Masih banyak keindahan dunia yang bisa kita nikmati dengan cara yang santun. Masih banyak hal yang bisa dipelajari untuk memperkaya diri. Masih banyak networking yang bisa dibangun untuk mengembangkan diri. Dan masih banyak orang baik yang bisa dijadikan teman berbagi cerita. Berapa umur kita sekarang? 26, 29, 30? Tak perlu menyesali kenapa hingga sekarang belum bisa sesukses si A, B, atau C. Lebih baik tekadkan bahwa hidup kita dimulai sekarang. Saat ini. Itulah persiapan terbaik yang kita bisa kita lakukan. Setelah itu, kita tinggal menunggu kebaikan apa yang direncanakan Tuhan untuk kita.

Like Maya Angelou said, “Life is not measured by the number of breaths we take, but by the moments that take our breath away.”